Jumat, 15 Desember 2023

Guru MI Plus Sunan Kalijaga Juara 1 Tenis Meja pada Turnamen HAB Kemenag

Adelia Hana Nafisha berhasil menjuarai Turnament Tenis Meja Ganda Putri dalam rangkaian Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama di Kabupaten Trenggalek Tahun 2023. Guru MI Plus Sunan Kalijaga ini berpasangan dengan Siti Chotimah, guru MI Gumelar untuk mewakili Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Gandusari-Kampak. Turnament khusus bagi SDM Kemenag yang digelar pada 14 Desember 2023 di Aula MAN 1 Trenggalek tersebut, diikuti oleh 13 Satuan Kerja di lingkungan Kantor Kemenag Trenggalek.

Sejak babak penyisihan Adelia menunjukkan kelasnya sebagai eks pemain tenis meja muda berbakat. Mengawali pertandingan melawan delegasi MAN 1 Trenggalek selaku tuan rumah cukup membuatnya gugup. Namun itu tak berselang lama, karena berhasil menuntaskan permainan dengan 3 kali kemenagan dalam waktu kurang dari 15 menit. Babak selanjutnya pemain KKM Gandusari-Kampak ini berhasil mengalahkan KKM Trenggalek dengan 3 kemenangan beruntun. Barulah di babak semifinal kedunya harus berhadapan dengan sang juara bertahan, KKM Karangan. Pertandingan berjalan cukup alot. 3 kemenangan baru didapatkan setelah melewati 5 set pertandingan. Di final, Adelia Hana dan Siti Chotimah berhadapan dengan pasangan pemain senior dari KKM Munjungan. Tak berselang lama kemenangan pun didapatkan dengan mengandalkan servis backhand dan smash yang mematikan. 

Di kesempatan terpisah, Defi Surahman, Kepala MI Plus Sunan Kalijaga mengungkapkan bahwa Adelia Hana Nafisha merupakan sosok guru Kelas MI yang baru dengan passion olahraga. Salah satu yang menjadi favoritnya adalah tenis meja. "Semasa kuliah beliau beberapa kali dipercaya mewakili IAIN Tulungagung di ajang bergensi antar kampus. Diantaranya pada Kejuaraan Tenis Meja Ganda Putri PIONIR PTKIN di IAIN Purwokerto dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dengan prestasi terbaiknya sebagai juara 4 Nasional," tuturnya. 

"Pada turnament tenis meja ganda putri dalam rangka HAB Kemenag 2023 ini kami mendorong beliau untuk berpartisipasi. Alhamdulillah KKM Gandusari-Kampak pun mendukungnya. Upaya ini untuk mempererat silaturahmi dan agar bakat, minat serta kemampuan spesial yang dimiliki guru bisa tersalurkan dan terapresiasi. Selamat kepada Bu Adel, semoga menginspirasi warga madrasah untuk menunjukkan mentalitas berprestasi," pungkas Defi. 

Selasa, 14 Juni 2022

Memperbaiki Diri Sebelum Kita Memasuki Alam Antara

Senin 13 Juni 2022, seperti biasanya peserta didik MI Plus Sunan Kalijaga menjalani pembiasaan pagi madrasah. Agenda rutin hari itu : Tadarrus al-Qur'an, Shalat Dluha dan Upacara. Peserta didik Kelas IV dan V, Senin itu masih akan menjalani Penilaian Akhir Tahun di hari terakhir. Upacara yang biasanya memakan cukup waktu, akhirnya digantikan dengan pembinaan akhlaq usai sholat Dluha di Musholla Nailul Huda. Agar pukul 07.30 WIB semua bisa memulai aktivitas belajar di kelasnya masing-masing.

Setelah Dluha selesai, anak-anak yang masih dalam shaf shalat, duduk rapi bersila. Menjawab salam yang diucapkan Kepala Madrasah dengan bersahaja dan kompak. Mereka pun mulai menyimak setiap kalimat yang disampaikan Pak Defi :

"Alhamdulillahirabbil 'aalamiin...  Segala puji-pujian itu milik Allah, berasal dari Allah, merasuk ke dalam perasaan bahagia dan harapan-harapan yang indah. Lalu hendaknyalah kita ungkapkan kebahagiaan itu kepada Allah, dengan penuh terima kasih. Kepada Tuhan yang menguasai seluruh alam. Yakni, alam saat kita berada dalam kandungan ibu. Lalu alam dunia, sejak kita terlahir hingga nanti akhirnya meninggal. Kemudian alam barzah atau alam kubur, saat nanti jasad atau tubuh ini telah mati tetapi ruh kita tetaplah hidup. Dan akhirnya kita semua memasuki alam akhirat, alam keabadian, selamanya-lama. Berada di syurga bagi mereka yang taat dan diridlai Allah, berada di neraka bagi mereka yang ingkar dan durhaka kepada-Nya. Semua itu terjadi dan berjalan atas kehendak Allah Ta'ala. Dan layak untuk disyukuri, dimana pada aktivitas pagi ini pun kita masih diperkenankan berbakti bersama kepada-Nya. Marilah bersama-sama kita ucapkan sepenuh hati,  alhamdulillahirabbil 'aalamiin."

Kepala MI Plus Sunan Kalijaga saat memberikan pembinaan akhlaq pagi itu


Sejenak suasana menjadi hening, tatapan anak-anak terlihat redup, seakan menerawang jauh dan menunggu kalimat-kalimat selanjutnya :

Senin, 29 November 2021

Serunya Berebut Kosa Kata Bahasa Inggris di Kelas I

Pagi itu seperti biasanya aku memasuki Ruang Kelas I. Tempat dimana aku lebih sering berbagi ilmu dengan para siswaku di MI Plus Sunan Kalijaga. Madrasah yang penuh perjuangan, baik suka maupun duka. Di jalur formal ia merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang cukup muda. Berdiri pada tahun 2010, setelah 10 desa lain di Kecamatan Gandusari memiliki lembaga pendidikan formal berkarakter Islami. Meski sudah 11 tahun berlalu, kami menyadari akan keterbatasan dan potensi yang ada di lembaga. Bahwa merintis dan mengembangkan madrasah yang hebat-bermartabat membutuhkan penyaluran energi yang kuat. Termasuk tentang bagaimana secara konsisten guru mengupayakan pembelajaran yang berhasil.

Seperti biasanya, bersama 13 siswaku kami mengawali Kelas dengan doa harian yang penuh harapan. Hari ini aku ingin mengajak mereka untuk memperkaya penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Namun sebagai guru aku pun sadar, bahwa anak-anak Kelas I ini belum sepenuhnya mampu membaca maupun melafalkan kosa kata bahasa asing dengan tepat dan lancar. Sehingga saat mereka saya ajak untuk menirukan dan menghafal, sebagian siswa akan merasa ini berat. Biasanya mereka akan mudah menguap (mengungkapkan kantuknya) bahkan tak jarang akan lebih memilih bermain sendiri. Nadif, salah seorang siswaku pernah berkata : “alah bu cegeh, angel...” (aku benar-benar tidak mau, itu sulit). Bagiku ini merupakan tantangan, sekaligus peluang sebenarnya. Bagaimana aku harus mengupayakan antusiasme disaat keengganan sedang merasuki mereka.

Di saat yang sama aku sadar, meski telah lulus S-1 Pendidikan Bahasa Inggris namun kemampuanku cuma pas-pasan. Penguasaan kosa kata bahasa Inggris-ku banyak yang terlupa. Maklumlah, setelah lulus sejak 9 tahun yang lalu, kesibukan keluarga banyak menyita fokusku dalam merawat ilmu bahasa asing yang satu ini. Sisi lain, masyarakat sekitar masih menganggap Bahasa Inggris itu sekedar pelajaran muatan lokal dan ia sulit dipelajari. Tentu hal ini merupakan tantangan tersendiri.

Kali ini aku akan mencoba cara sederhana, yang mungkin saja mampu merubah cara pandang anak-anak tentang belajar bahasa asing. Ya, dengan bermain menebak kosa kata baru. Jadi skenarionya adalah aku akan mengucapkan sebuah kosa kata, misalnya : “apple”. Selanjutnya anak-anak dipersilahkan dengan adu cepat menyebutkan kosa kata baru yang berawalan huruf “E”, yakni huruf terakhir dari kata sebelumnya, applE. Begitu seterusnya, dengan pola yang sama.

Wah, tak disangka ternyata anak-anak makin riuh berebut menjawab, sambil pandangannya kadang menatap ke langit-langit kelas. Mungkin saja dengan cara itu mereka merasa lebih mampu mengumpulkan inspirasi. Hehehe... Tiba-tiba Haki mengacungkan tangan dan dengan lantang berucap : “Elephant”. Bilqis menimpali : “Oh iya ya, elephant gajah”. Aku pun tersenyum lebar, sesekali mengucap : “bagus, kalian pinterr... Coba sekarang Shifa menuliskan (elephant = gajah) di papan tulis”. Dengan semangat 45 Shifa mengambil spidol dan mulai menuliskannya. Aku memandanginya, sekejab kemudian : “Wow... bagaimana Shifa bisa menuliskan elephant dengan benar?” Dia menjawab : “Di rumah Sera ada tikar gambar gajah bu, trus ada tulisannya Elephant.”

Tak disangka, serunya kelasku pagi itu. Mereka begitu riang, apalagi saat mendapati teman-temannya salah ucap, menjawab asal dan saling berebut untuk menjawab. Bahkan tak jarang mereka iseng dengan membungkam mulut temannya agar tidak menjawab. Tebak-tebakan kosa kata inipun tak terasa harus berakhir karena lonceng berbunyi, tanda ganti jam pelajaran. Namun mereka inginnya tebak-tebakan terus berlanjut. Tapi aku menjanjikan untuk mengulanginya lagi lain kali. Juga agar mereka memperkaya perbendaharaan kosa kata saat dirumah.

Aku sangat bersyukur pagi itu. Aku mendapati cara mengajar yang sederhana dan mampu membuat anak-anak terkesima. Ada satu prinsip yang kembali teringat saat masih aktif di IPPNU dulu. Bahwa dalam kaderisasi hendaknya kita meniscayakan “masuk melalui pintu mereka dan keluar melalui pintu kita”.

Yeni Widyawati

Sabtu, 21 Agustus 2021

Memborong Kejuaraan Lomba Pesta Siaga Online Tahun 2021


        Pagi itu 18 Agustus 2021, cuaca agak mendung. Rintik hujan yang semalam mengguyur, masih menyisakan tanah basah dan menghalang cerahnya mentari. Dinginnya udara pagi pun seakan mengajakku berlama-lama menikmati lamunanku. Duduk bersila ditemani secangkir kopi diteras rumah.

“Ya Allah, pagi ini aku harus datang ke Umbulan – Jajar. Bumi perkemahan yang menjadi lokasi Pelantikan Pramuka Siaga Garuda. Anak didikku yang usia siaga akhir dan bisa ikut hanyalah 4. Itupun satu yang putri harus mengambil dari Kelas III. Jumlah personil yang jauh dari kelayakan. Untuk diberangkatkan sebagai utusan sebuah Gugusdepan. Dilantik secara drive true, berjalan satu arah dan bergiliran, naik panggung kehormatan. Dihadapan banyak hadirin, bahkan Wakil Bupati pun dijadwalkan hadir.  Beri tepuk tangan yang meriah, inilah kontingen Siaga Garuda Pangkalan MI Plus Sunan Kalijaga. Waduh, ternyata hanya 4 anak. Hahaha... “ (Terbayang bagaimana pembawa acara memanggil pangkalanku dan mereka semua melihat, bahkan mungkin menertawai dalam hati). “Namun mau dikata apa, inilah ketetapan yang Kau Kehendaki Gusti... Meski tersisa rasa berat hati, aku harus kesana. Apapun yang terjadi Kamabigus harus hadir.”

“Def, jam pitu kurang seprapat, ra ndang adus kono we ki?” Suara Emak membuyarkan lamunanku. Langsung kutenggak sisa kopi yang ada. “Mandi, dingin hanyalah persoalan rasa”. Batinku mendorongku.


Penyematan Kalung Siaga Garuda kepada salah satu peserta didik MI Plus Sunan Kalijaga oleh Kepala Madrasah,
disaksikan Ketua Harian Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Trenggalek

Senin, 05 Juli 2021

Visi-Misi & Upaya MI Plus Sunan Kalijaga


Visi :

Menjadikan MI Plus Sunan Kalijaga sebagai pusat pembelajaran bagi peserta didik menuju pribadi yang cerdas, berakhlaq mulia dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Misi :

  1. Membangun budaya learning community (komunitas pembelajar) bagi segenap warga madrasah.
  2. Membangun karakter kecerdasan komprehensif (spiritual, sosial, kognitif, emosional dan psikmotorik). 
  3. Menjunjung tinggi akhlaq mulia, melalui keteladanan & kasih sayang.
  4. Membiasakan perilaku menjaga diri dan kesadaran dalam menjalankan perintah, menjauhi larangan Allah SWT dalam kerangka menuju keridlaan-Nya.

Kamis, 24 Januari 2013

Tembang Kanjeng Sunan, Pitutur Luhur Tumuju Kabegjan


Lir-ilir, Lir-ilir                                     (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir                            (Tetumbuhan telah bersemi)
Tak ijo royo-royo                                (Demikian menghijau)
Tak sengguh temanten anyar               (Layaknya gairah pengantin baru)

Cah angon, cah angon                         (Wahai anak gembala...)
Penekno Blimbing kuwi                      (Panjatlah pohon belimbing (yang bertepian 5) itu )
Lunyu-lunyu penekno                         (Biar licin dan susah, lanjutkan panjatanmu)
Kanggo mbasuh dodotiro                    (untuk membersikan pakaian kebesaranmu)

Dodotiro, dodotiro                              (Pakaian (jiwa & perilaku)-mu, busana kebesaranmu itu)
Kumitir bedah ing pinggir                  (Tepiannya kini terkoyak )
Dondomono, Jlumatono                     (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore                 (untuk (memantaskanmu saat) menghadap petang nanti)

Mumpung padhang rembulane            (Selagi bulan (cahaya ditengah kegelapan) bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane               (Selagi masih banyak kesempatan)
Yo sorako sorak iyo!                            (Bersoraklah-bergembiralah, dengan sorakan "Iya!")